Kesehatan

Mengenali Presbikusis, Gangguan Pendengaran pada Lansia

Presbikusis merupakan suatu kondisi penurunan kemampuan pendengaran kedua telinga yang biasanya terjadi pada lansia yang berusia di atas 60 tahun. Presbikusis adalah gangguan pendengaran yang paling umum pada populasi dunia. Gejala khas penderita presbikusis adalah terjadinya gangguan kemampuan memahami nada frekuensi tinggi.

Jika tidak ditangani secara dini, presbikusis ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari penderitanya sehingga mempengaruhi kualitas hidup di masa tua. Masalah pendengaran pada orang tua ini solusinya harus segera diatasi dengan alat bantu dengar yang tersedia di Better Hearing Indonesia.

Penyebab dan Faktor Resiko Presbikusis

Presbikusis terjadi saat fungsi pendengaran menurun akibat proses penuaan. Penurunan fungsi pendengaran ini dapat dipicu oleh kerusakan gendang telinga, infeksi, penumpukan kotoran, gangguan pada saraf telinga, dan tumor atau kelainan pada tulang telinga.

Selain faktor penuaan, beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan resiko gangguan pendengaran adalah:

  • Kebiasaan mendengarkan musik dengan volume keras
  • Kebiasaan merokok
  • Lingkungan kerja yang bising, seperti area konstruksi bangunan dan pabrik
  • Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti aspirin, gentamisin, sildenafil, dan obat antimalaria
  • Masalah kesehatan yang mengganggu aliran darah ke telinga, seperti penyakit jantung, hipertensi, atau diabetes
  • Penyakit yang menimbulkan gejala demam tinggi yang merusak telinga, seperti meningitis
  • Faktor keturunan

Gejala Presbikusis

Gejala presbikusis muncul secara perlahan dan bertahap sehingga penderitanya sering luput dari perhatian. Gejala dan tanda-tanda presbikusis meliputi:

  • Telinga sering berdenging
  • Tidak bisa mendengar suara volume tinggi
  • Kesulitan memahami kata-kata orang lain, terutama jika ada latar belakang yang keras atau di tengah keramaian
  • Sering meminta orang lain untuk mengulangi apa yang mereka katakan
  • Selalu besarkan volume radio dan televisi
  • Kesulitan memahami percakapan telepon
  • Cenderung menghindari percakapan dengan orang lain

Dampak gangguan pendengaran yang dibiarkan terlalu lama ternyata dapat mempengaruhi neuron (sel otak) pada penderita gangguan pendengaran sehingga penderitanya menjadi sulit untuk fokus memahami setiap percakapan di sekitarnya. Solusinya harus segera diatasi dengan alat bantu dengar.

Cara mengatasi gangguan pendengaran pada lansia

Cara mengatasi gangguan pendengaran pada lansia didasarkan pada berat ringannya gangguan yang dialami pasien. Dari alat bantu dengar hingga latihan membaca bibir, berikut perawatan yang bisa dilakukan untuk lansia dengan gangguan pendengaran:

  1. Membersihkan kotoran telinga

Gangguan pendengaran pada lansia akibat penumpukan kotoran akan diatasi dengan prosedur pembuangan kotoran tersebut menggunakan alat vakum khusus yang dilakukan oleh dokter spesialis THT.

  1. Pemasangan alat bantu dengar

Biasanya diletakkan di belakang telinga, alat ini bisa membuat suara terdengar lebih nyaring bagi yang menggunakannya.

  1. Operasi telinga

Operasi telinga dilakukan ketika gangguan pendengaran disebabkan oleh infeksi, cedera telinga, dan kelainan struktur telinga. Operasi telinga dilakukan jika penyebab gangguan pendengaran pada lansia disebabkan oleh kondisi seperti infeksi, cedera telinga, dan kelainan struktur telinga.

  1. Latihan membaca bibir

Latihan ini dilakukan agar lansia yang mengalami gangguan pendengaran tetap dapat berkomunikasi dengan lancar. Dengan melatih kemampuan ini, lansia akan dapat memahami perkataan orang lain, dengan membaca gerakan bibir dan bahasa isyarat lainnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *